Kamis, 04 Oktober 2012

Mahalnya Sebuah Keyakinan

Mahalnya sebuah keyakinan
Keyakinan, ya keyakinan.. suatu yang sering kita dengar. Saya tidak sedang ingin berbicara mengenai keyakinan dalam konteks agama atau biasa disebut iman/kepercayaan terhadap Tuhan atau Allah Subhanahu wata’ala, tapi saya ingin membicarakan atau membahas keyakinan dalam konteks keseharian kita yang tidak biasa. Kenapa tidak biasa, karena konsep keyakinan jika dikaitkan hanya dalam konteks agama semata ternyata mengecilkan makna dan daya dobrak dari keyakinan itu sendiri. Maksud saya begini, di dalam fikiran kita jika kita mendengar kata-kata keyakinan asumsi kita pasti sedang membicarakan atau membahas tentang agama dan urusan spiritual. Bahkan ternyata ada banyak hal yang jika kita ikutkan ‘keyakinan’ di dalamnya bisa memberi dampak yang berbeda.
Saya beri contoh kecil, jika suatu saat anda sedang mendengarkan pembicaraan seseorang  yang entah sengaja atau tidak anda sengaja anda dengar di sebuah restoran yang sangat berapi-api, dengan artikulasi yang jelas, dan sangat meyakinkan dari cara ia berbicara, ntah anda mengerti apa yang dikatakannya, atau ntah anda tidak suka dengan suaranya yang keras, tapi satu yang pasti, anda tertarik atau minimal tergelitik untuk mendengarkan atau mencuri-curi dengar apa yang dibicarakan orang tersebut, atau paling tidak anda menangkap aura semangat orang yang berbicara tersebut.
Bandingkan dengan suatu ketika anda mendengarkan orang yang berbicara pelan, dan terdengar berbisik-bisik, tidak berbicara dengan PD dan yakin, walaupun anda sudah mengenalnya bertahun-tahun, anda saya rasa kurang sudi jika harus berlama-lama mendengarkan ia berbicara.
Kenapa hal ini menarik untuk saya tuliskan? Karena kita semua memiliki suatu hasrat atau kebutuhan dasar yang mungkin kita semua sudah tahu, yakni kebutuhan untuk didengarkan., dan selanjutnya karena kita didengarkan kita bisa menyampaikan kebutuhan-kebutuhan kita yang lain, sekaligus karena kita merasa didengarkan, kita juga akan terpenuhi akan kebutuhan untuk dihargai.
Tidak usah jauh-jauh melihat keluar dari diri dan rumah kita. Coba saja tanyakan pada diri kita tentang terpenuhi atau tidak kebutuhan kita tersebut? Apakah kita sering merasa diabaikan? Sering merasa tidak didengar? Sering merasa tidak dihargai? Cobalah resep yang satu ini. Semoga anda bisa keluar dari masalah tersebut, dan bisa menemukan jati diri anda, dan merangkak naik untuk mencapai apa yang harus dan layak anda capai.
Saya bukanlah motivator, saya juga bukan ahli bidang komunikasi dan psikologi. Saya hanya seorang manusia yang belajar dan ingin memperbaiki diri. Apa yang saya alami dan rasakan membuat kemampuan komunikasi saya membaik, maka walaupun belum sampai ke tingkat ahli komunikasi tetapi saya ingin berbagi minimal melalui tulisan.
Cobalah amati hal-hal yang sederhana dalam kita berkomunikasi. Yang menjadi mencolok dan memberikan perbedaan bukanlah apa yang akan kita sampaikan, meskipun tujuan adalah inti segala amal, tetapi cara menyampaikan itulah yang menjadi penentu apakah kita didengarkan atau diacuhkan. Ya, yakin, kuncinya ada di kata ‘yakin’. Koq bisa? Bisa dong.. Coba amati diri anda sendiri, cobalah katakan pada orang yang baru anda temui, Hai apa kabar? Senang bertemu dengan anda.. atau Halo, maaf boleh saya bertanya? Tapi lakukan dengan penuh keyakinan, keyakinan dan keyakinan. Lalu bandingkan dengan perkataan anda yang sama, tapi anda tidak yakin. Apa yang membuat anda tidak yakin.. jawabannya adalah karena banyak jawaban seandainya yang keluar dari fikiran kita.  Kira-kira begini yang muncul di fikiran kita? Seandainya lawan bicara kita tidak membalas, seandainya dia cuek saja dengan pertanyaan kita, atau malah mengejek, atau seandainya.. seandainya dan banyak seandainya..
Stop, mulai saat ini, hilangkan semua fikiran itu, yang ada sekarang difikiran anda hanyalah “yakin.. yakin dan yakin..
Yakin tentang apa.. yakin bahwa anda bisa? Yakin bahwa mereka akan mendengar? Yakin tentang semua kebaikan yang akan anda sampaikan? Walau sekecil atau seremeh apapun mungkin isi yang anda sampaikan , atau setidak menariknya yang anda sampaikan? Yang penting anda harus yakin.
Karena yakin adalah pertama dan segalanya, isi yang menarik dan cara penyampaian yang bagus itu baru berikutnya. Yang penting anda yakin dulu.
Mulai sekarang mulailah meyakini diri anda sendiri, kemampuan anda sendiri, dahsyatnya yang anda miliki dalam diri, dan mulailah mengekplorasi segala kemampuan dalam alam akal fikiran kita. Karena kuncinya hanyalah keyakinan untuk menemukan kebenaran dan kebaikan dalam diri dan kehidupan. Hidup hanya satu kali jangan sia-siakan dengan hidup yang tidak punya keyakinan.
Jadi apapun diri anda.. Jadilah dengan Yakin.

PENTING ATAU TIDAK MEMBERI ‘GAME’ UNTUK ANAK?

Hampir kebanyakan dari kita semua pernah main game console, bahkan ada juga yang hobby. Bagaimana pengaruh game consule (baik playstation, psp, computer, dll) buat anak, baik dari sisi perkembangan mental anak, kemampuan komunikasi dan adaptasi terhadap lingkungan sekitar.? Saya tertarik untuk membahasnya.
Yang ingin saya sampaikan adalah apakah memberikan game consule untuk anak-anak khususnya dibawah usia sekolah dasar 6-7 tahun, apakah merupakan wujud kasih sayang orang tua yang biasa saja, atau memang karena orang tua yang malas bersenda gurau/bermain dengan anak, atau orang tua yang tidak sempat mengajak anaknya bermain sehingga harus memberikan game consule, atau memang sebuah siasat untuk menambah daya kreatifitas anak untuk menyelesaikan soal-soal melalui permainan, atau memang memberikan game yang terlalu dini pada anak membuat perkembangan komunikasi anak terhadap lingkungan menjadi terpengaruh.
Tema ini menarik , karena hampir kebanyakan dari kita memiliki anak dan menginginkan anak yang memiliki perkembangan komunikasi dengan lingkungan dengan nilai yang baik. Dengan menyampaikan realita-realita kekhawatiran beberapa orang tua yang khawatir dengan gandrungnya anak terhadap “game” dan kurang merespon lingkungan sekitar, serta ada juga memang bahkan orang tua yang menganggap ‘game’ mampu digunakan untuk meningkatkan kreatifitas anak dan kecepatannya dalam belajar. Sehingga saya tertarik untuk membahasnya.
Ada beberapa pemahaman bahwa Anak boleh dikatakan merupakan masa depan dan harapan dari orang tua. Pada anak-anak inilah nantinya kebanggaan orang tua diletakkan. Pemberian ramuan yang tepat pada anak di usia gemilangnya, diharapkan menjadi dasar untuk anak meraih masa depan yang lebih baik. Seperti apa yang pernah dikatakan: St. Francis Xavier:Give me the children until they are seven and anyone may have them afterward. Apa yang kita tawarkan pada anak pada saat balita akan menjadi dasar kehidupannya kelak.
Yang selalu unik adalah selalu ada 2 sisi mata pisau yang berbeda, bahkan dalam pengertian kita terhadap memberikan waktu ‘ngegame’ untu anak-anak. kita akan membahas beberapa manfaat bermain game dari beberapa penelitian para ahli, profesor psikologi dari University of Illinois, Amerika Serikat, Dr Arthur F. Kramer disimpulkan manfaat dari bermain game yaitu:
1.       Bisa menjadi sarana hiburan yang menyediakan interaksi sosial: Untuk anak-anak, usianya adalah usia bermain dan selalu menjadi sarana hiburan, kapanpun dan dimanapun asalkan tidak dalam keadaan sakit.
2.       Membangun semangat kerja sama atau teamwork ketika dimainkan dengan gamers-gamers lainnya secara multiplayer: Kita bisa mengajarkan semangat kerjasama dan team work sejak dini.
3.       Bagi manula (lansia) , bisa mengurangi efek kepikunan: Yang ini udah barang tentu buat bapaknya.. hehe J
4.       Meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri anak saat mereka mampu menguasai permainan: Kita yang sudah dewasa juga kadang merasakan kepercayaan diri yang meningkat ketika mampu menyelesaikan suatu permainan di dalam game console.
5.       Mengembangkan kemampuan dalam membaca, matematika, dan memecahkan masalah atau tugas
6.       Membuat anak-anak merasa nyaman dan familiar dengan teknologi – terutama anak perempuan, yang tidak menggunakan teknologi sesering anak cowok.
7.       Melatih koordinasi antara mata dan tangan, serta skill motorik.
8.       Mengakrabkan hubungan anak dan orangtua. Dengan main bersama, terjalin komunikasi satu sama lain.
Namun selain manfaat dari main game ini tadi, selalu ada sisi lain yang juga menjadi sorotan. Mengenai gejala yang menunjukkan jika anak-anak sudah ‘candu’ terhadap game adalah jawaban dari beberapa pertanyaan berikut ini:
· Apakah anak bermain seharian, sering bermain dalam jangka waktu lama atau lebih dari 3 jam.
· Apakah anak bermain untuk kesenangan, cenderung seperti tak kenal lelah dan mudah tersinggung saat dilarang.
· Apakah anak bermain game mengorbankan kegiatan sosial terhadap lingkungan dan susah diajak komunikasi dan bicara oleh orang tua/orang lain.

Pertanyaan-pertanyaan di atas biarlah kita sendiri yang menjawabnya dalam hati atau, jika anda ingin memberikan komentar jangan sungkan untuk memberikannya. 
Tapi iseng-iseng saya coba memperhatikan game-game yang banyak diminati oleh anak-anak bahkan remaja zaman sekarang, yakni game olahraga dan banyak juga game-game yang isinya kekerasan (berhubungan dengan pukul-pukulan, tembak-menembak, berantem) dan 17+. Ga percaya?
 

Selasa, 24 Juli 2012

Teladan kepemimpinan

Ada 5 keteladanan yang harus dimiliki dan dicontohkan oleh calon pemimpin atau pemimpin. Karena tiap diri kita adalah pemimpin minimal untuk diri sendiri maka 5 keteladanan ini haruslah kita amalkan.
1. Memberi keteladan dalam keyakinan kepada Allah, perhatian dan kebutuhan utamanya bukanlah dunia.
2. Menjadi Teladan dalam akhlaq, yakni respon spontan yang baik atas tiap kejadian. Teko mengeluarkan isi teko, dalamnya kopi keluar kopi.
3. Menjadi teladan dalam cinta dan mencari ilmu.
4. Menjadi teladan dalam memberi solusi/bukti. Manfaat dari ilmu adalah ketika menghasilkan solusi.
5. Menjadi teladan dalam pengorbanan. Pahlawan mengorbankan diri untuk orang lain, penjahat mengorbankan orang lain untuk dirinya.

Jumat, 20 Juli 2012

Strong Relationship

Kadang aku berfikir, bagaimana membuat strong relationship antar sesama kita. Aku menemukan bahwa komunikasi adalah salah satu cara untuk membuat suatu strong relationship. Yang menjadi penting dari cara berkomunikasi adalah ketika kita merasa nyaman untuk saling berkomunikasi dengan teman bicara atau teman komunikasi kita. Kita akan leluasa berkomunikasi jika kita merasa orang yang di hadapan kita adalah orang yang bersedia mendengarkan sekaligus interaktif ketika berkomunikasi bersama kita. Langkah awalnya adalah kita menganggap orang yang akan kita ajak bicara/berkomunikasi adalah orang yang kita senangi. Maka carilah minimal satu saja yang kita sukai dari orang tersebut. Baik secara fisik, pemikiran, ide, tata krama dlsb. Karena ketika kita hanya melihat kekurangan dari orang yang akan kita ajak berkomunikasi maka yang ada hanyalah, hubungan yang semakin keruh. Sulit? Tentu saja, but trust me, its work. :)

Selasa, 26 Juni 2012

Mulai lagi dari level 1

Pernahkah kita main game? Di PC, HP atau PSP? Bagaimana rasanya? Jika kita menyukai salah satu dari game yang kita mainkan, kita tidak akan merasa bosan, malah ingin mengulangi memainkannya secara terus menerus. Begitu juga harusnya kita dalam menghadapi setiap masalah dalam kehidupan. Tinggal kita rubah mindset anggap masalah yang kita hadapi menjadi seperti game yang kita sukai dan sering kita mainkan, dan tentu saja setiap game selalu dimulai dari Level 1.. :)

Air Membelah Batu.

Perhatikanlah air yang mengalir, dari sela-sela bebatuan meluncur pasti. Ada yang lembut membelai. Aliran air yang lembut,  pelan namun terus menerus tersebut dapat mendorong batu yang kecil dan bahkan pada suatu saat malah bisa membelah batu yang besar. Sungguh luar biasa. Begitupun hati manusia, dengan ucapan yang lembut, perlahan, tegas dan terus menerus akan bisa melembutkan hati manusia menuju akhlak yang sempurna.

Senin, 25 Juni 2012

50:50 Communication

Hidup ini harus adil, menurutku. Begitupun dengan cara kita berkomunikasi satu sama lain. Walaupun ada orang yang cenderung pendiam, ada juga orang yang cenderung dominan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tapi aku lebih memilih dan setuju dengan cara berkomunikasi 50:50, mendengar dan berbicara yang seimbang. Kita tidak boleh juga mendominasi pembicaraan, dan juga tidak boleh menjadi pendengar yang sangat baik, walaupun tidak disetiap pembicaraan atau dialog hal ini bisa diterapkan, namun minimal kita memiliki panduan bahwa jangan sampai kita menjadi dominan atau menjadi pendiam. Karena hak untuk bicara dan didengarkan merupakan hasrat setiap orang.. :).